Minggu, 18 Agustus 2019

puisi renungan


KISAH SEBUAH BAYANGAN

By : Ninik Rahmawati



Malam yang dingin dengan nyanyian-nyanyian hewan malam yang indah

Di mana sebuah bayangan selalu ada menantimu

Menantimu bukan untuknya

Tapi… Untuk mereka

Mereka, iya mereka…



Mereka yang selalu hidup berdampingan denganmu

Karena dia bukan apa-apa di sini

Dia hanyalah sebuah bayangan di sini

Bayangan yang hanya bisa melihat dan melihat saja

Melihat panggung sandiwara ini



Yang kau buat seakan-akan dia adalah pemeran utamanya

Padahal dia hanyalah sebuah bayangan

Bayangan yang hanya bisa kau injak dan kau injak saja

Tapi… Mengapa, mengapa!!!

Mengapa kau buat bayangan itu seakan-akan pemeran utamanya???



Kau tidak tahu seberapa besar perjuangannya untukmu

Dia telah mempertaruhkan segalanya untukmu

Agar dia bisa hidup normal sepertimu

Tapi… Kau abaikan itu semua

Kaupun tidak tahu seberapa besar beban bayangan itu karenamu



Mereka luapkan semua pada bayangan itu

Seakan-akan bayangan itu adalah tempat pembuangan terakhir

Sehingga bayangan itu tidak bisa berkutik lagi

Selain menerima injakanmu itu

Dan ocehan mereka mengenaimu



Hebatnya mereka tahu apa yang bayanga itu rasakan

Tapi, kau tidak!!! Sama sekali…

Kau tidah tahu dan tidak akan pernah tahu

Karena kau adalah kau, dan bayangan tetaplah bayangan

Dan tetap akan seperti itu

Tapi aku heran!!!

Padahal bayangan itu dan kau sangatlah berbeda

Tapi mengapa kalian bersama???

Apa karena bayangan itu sangat menyayangimu

Apa justru kau yang tak ingin kehilangannya???



Sehingga membuat mereka bertanya-tanya

Akan hal-hal aneh lainya

Ah… Sudahlah

Mungkin itu yang kalian inginkan

Sehingga orang lain sulit untuk membaca kalian



SALAM PERGERAKAN

SALAM LITERASI

Minggu, 30 Juni 2019

Puisi kehidupan

Arti kehidupan
By : Ninik Rahmawati

Kau bagaikan pisau kebun
Yang membuatnya indah nan cantik
Sedangkan aku...
Hannyalah sebuah tanaman
Tanaman yang selalu berusaha untuk hidup sepertimu

Tapi itu tidak mungkin
Karena kau adalah kau, dan aku tetaplah aku
Seberapa besar perjuanganku
Sebesar itu pula aku menahan rasa ini
Dimana kau memangkasku tanpa berpikir

Aku tahu, itulah yang terbaik
Tapi apakah kau pernah berpikir
Berpikir walaupun hanya sedetik saja
Agar kau tahu apa yang ku rasakan
Sakit memang

Tapi itu tidak seberapa
Karena ku masih akan tetap berdiri di sana
Tapi begitu ku mulai layu
Kau akan langsung memangkasku dari dalam
Benar-benar dari dalam

Sehingga ku tak bisa melihat apa pun lagi karenamu
Saat itulah aku benar-benar hancur
Apakah kau tak pernah berpikir tentang itu?...
Mereka benar tentang satu hal
Kau itu kejam

Dan itu benar
Tapi kenapa kau harus melakukan itu
Kenapa... Kenapa...
Apakah kau tak mempunyai rasa dan karsa
Ataukah aku yang terlalu berambisi

Atau... Ahhh sudahlah
Hidup memang seperti itu
Aku hanya bisa menjalaninya
Begitu pula denganmu


SALAM PERGERAKAN
SALAM LITERASI

Jumat, 17 Mei 2019

Puisi Pergerakan

PMII Ku
By : Ninik Rahmawati

Pergerakan mahasiswa islam indonesia
Bagiku,
Kau bukanlah sekadar nama biasa
Melainkan nama dengan penuh makna kehidupan
Kau lahir atas perjuangan mahasiswa
Berlandaskan pada Nilai Dasar Pergerakan, serta
Menjunjung tinggi nilai Ahlusunah waljamaah
Kau mengajarkanku banyak hal
Kau membuatku nyaman
Tanpa ada rasa sesal sedikitpun
Oh PMII ku...
Kau telah menarik perhatian kasih sayangku
Membuat diri ini yakin melangkah bersamamu
Itulah yang kurasakan
Saat aku bercumbu bersamamu


Mahasiswa Pergerakan
By : Ninik Rahmawati

Tak sadar waktu berjalan begitu cepat
Hingga kini ku menjadi mahasiswa
Bersatu dengan PMII
Dengan jiwa dan raga ini

Semua hal tak berhenti berdetak
Berjalan mengikuti arus
Bersatu dengan nadi dan tubuhku
Aku mencintai arti pergerakan ini

Setiap langkah, tindakan dan keputusan
Pasti ada hikmah tak terduga
Teringat ketika ku melamun, menatap ke atas
Terlihat langit gelap bertabur bintang menyinarinya

Kadang aku tersenyum sendiri
Aku tak menyadari, tapi aku meyakini
Yakin di setiap detiknya
Selalu ada satu rasa yang membuatku gundah

Membuat bertanya-tanya akan hal itu
Aku pun menyusurinya semakin dalam
Tapi... Ah sudahlah
Tak ada kata yang bisa menggambarkan rasa apa ini

Terima kasih pergerakan
Kau mengajariku cara berjalan dan berlari
Dihutan belantara penuh rintangan ini
Terima kasih telah melahirkan ku


Salam Pergerakan
Salam Literasi

Selasa, 16 April 2019

Artikel kemahasiswaan, keislaman dan kebangsaan

Artikel Kemahasiswaan, Keislaman dan Kebangsaan
By : Ninnik Rahmawati

Kaum muda Indonesia merupakan masa depan bangsa, karena itu sebagai pemuda Indonesia baik yang berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa kita. Apalagi kita sebagai mahasiswa yang beragamakan islam dengan berlandaskan pada nilai-nilai ahlussunnah walja’ah dan berkebangsaan indonesia sudah sepantasnya kita melakukan itu semua. Apalagi didalam tri darma perguruan tinggi sudah tertuliskan dengan jelas yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat. Kemudian di dalam nilai-nilai keislaman juga sudah di jelaskan dengan membaginya menjadi 4 nilai-nilai yaitu, kemerdekaan, tasamuh (toleran), kesamaan (equality), dan keadilan (equity). Dan didalam kebangsaan terdapat 4 pilar kebangsaan yaitu, pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Nah jadi sudah jelas kalau kita sangatlah berperan penting di dalamnya. Karena kalau bukan kita yang melakukan itu, lalu siapa lagi. Apakan orang lain dari agama lain bahkan dari negara lain pula. Itu pasti tidaklah mungkin. Untuk itu marilah kita terapkan semua itu di dalam diri kita bersma-sama.
 Kalau kita jabarkan dari ketiga hal di atas dan kita tanamkan pada diri kita masing-masing maka negara kita akan lebih maju dari sekarang bahkan bisa lebih dari negara-negara maju sekarang ini.
Pertama di dalam tri darma perguruan tinggi, terutama pada poin ketiga yaitu pengabdian masyarakat sudah sangat jelas kalau kita sebagai pelajar yang sudah duduk di bangku mahasiswa kita harus sudah bisa menanamkan pada diri kita tentang nilai-nilai untuk bersikap kritis,berideologi, nilai-nilai keislaman dan 4 pilar kebagsaan. Untuk itu kita harus bisa untuk hidup tidak memihak serta membeda-bedakan walaupun beda agama, suku, ras, dan budaya. Karena kalau kita masih tetap belum bisa melakukan itu lalu untuk apa nilai-nilai keindonesiaan yang sudah ada sejak dahulu hingga sekarang ini. Apakah itu hanya kita anggap sebagai wacana saja ataukah hanya sebagai pelengkap suatu negara saja. Kalau iya itu berarti kita kalah dengan mereka-merekan yang hidup di masa lalu yang sudah bisa menanamkan itu semua pada diri mereka, padahal mereka hidup dimana dimasa-masa mereka itu sangatlah kurang dalam bidang teknologi bahkan buku saja mahal dan sulit didapatkan pada saat itu. Dan juga keterbatasan dalam berpikir juga, karena pendapat mereka yang kritis pada saat itu dianggap sebagai hal-hal yang tidak masuk akal bahkan mereka tidak disukai oleh masyarakan setempat. Kalau kita belum bisa menanamkan itu pada diri kita, itu berarti kita belum bisa menanamkan nilai-nilai keislaman.
Kemudian didalam suatu kebangsaan terdapat sistem keyakinan (belief system) atau filosofi yang isinya berupa konsep, prinsip, serta nilai yang dianut oleh masyarakat suatu negara. Kemudian didalam 4 pilar kebangsaan juga sudah dijelaskan didalam pancasila dan juga UUD 1945. Kemudian pada NKRI menunjukkan pada negara kesatuan. Kenapa negara Indonesia memilih sebagai negara kesatuan itu berawal pada saat penjajahan Belanda yang dengan mudahnya memecahbelahkan Indonesia karena pada saat itu negara Indonesia belum menganut negara kesatuan. Kemudian setelah Indonesia menganut negara kesatuan Belandapun sulit bahkan tidak bisa dipecahkan lagi dengan sisten pecah belah tersebut tadi. Bhinneka Tunggal Ika yang mempunyai arti berbeda-beda tetap satu jua. Istilah ini pertama kali diungkapkan oleh Mpu Tantular dari kerajaan majapahit pada masa Raja Hayamwuruk. Istilah semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini di gunakan karena pada saat itu semboyan ini digunakan sebagai prinsip hidup mereaka. Karena pada saat itu terdapat beraneka ragam agama.
 Untuk lebih jelasnya lagi 4 pilar kebangsaan dapat diibaratkan sebagai bangunan rumah.
Pertama, pancasila sebagai dasar negara bangsa Indonesia itu dapat diibaratkan sebagai pondasi rumah. Karena apabila rumah dibangun tanpa adanya pondasi terlebih dahulu maka rumah itu tidak akan bisa berdiri dengan kokoh. Sama halnya dengan negara bangsa Indonesia yang apabila dasar negaranya tidak kokoh maka akan mudah dipecahkan oleh negara-negara lain.
 Kedua, UUD 1945 itu dapat diibaratkat sebagai pintu suatu rumah. Mengapa saya mengibaratkan UUD 1945 sebagai pintu dari suatu rumah itu karena ketika kita mau memahami isi dari suatu rumah itu kita harus masuk melalui pintu itu terlebih dahulu. Sama halnya dengan suatu negara, kita harus masuk terlebih dahulu kedalamnya.
Ketiga, NKRI ibarata tiang dari rumah, karena apabila tiang itu tidak kuat maka negara itu akan dengan mudahnya terpecahbelah. Sama seperti pada saat belanda dengan mudahnya memecah belahkan indonesia pada saat belum menganut negara kesatuan.
Keempat, Bhinneka Tunggal Ika ibarat atap dari rumah itu karena didalam atap rumah itu terdapat tujuan utama yaitu untuk mengayomi orang yang berada didalamnya, walaupun dalam komponennya pada saat membuatnya itu sangatlah berbeda, tetapi dari keseluruhan itu memiliki tujuan utama dan fungsi yang sama. Sama dengan Bhinneka Tunggal Ika.

Minggu, 20 Januari 2019

Artikel Perubahan Menuju Kesejahteraan dan Kecerdasan

Perubahan Menuju Kesejahteraan dan Kecerdasan



Bunga tidak selalu tumbuh di taman, ada kalanya bunga tumbuh di hutan. Yang harus membutuhkan tenaga berkali-kali lipat dari biasanya. Sehingga kita sebagai makhluk hidup wajib untuk menjaganya, wajib untuk melestarikannya.

Sama seperti mereka, mereka ada di dunia ini, mereka ada di negeri ini, mereka ada di pulau ini, mereka ada di kota ini. Tapi, kita tidak pernah menganggap bahwa mereka itu ada disini. Sehingga mereka merasa kalau mereka itu tidak ada disini. Karena selama ini tidak ada yang memperdulikan mereka, tidak ada yang menganggap mereka, tidak ada yang melihat mereka bahkan melirik pun tidak.

Tapi mereka tidak berhenti di situ saja. Mereka tetap berjuang untuk menunjukkan kepada kita kalau mereka itu benar-benar ada. Ada di dunia ini untuk hidup berdampingan bersama kita.

Mereka tinggal di sebuah pedesaan kecil yang berada di kota besar. Mereka tidak pernah putus asa walah mereka hidup di sebuah desa kecil. Yang mayoritas diantara mereka itu tidak bersekolah, bahkan menginjak bangku sekolah pun belum pernah sama sekali. Sehingga sebagian besar dari mereka buta huruf. Tapi mereka tidak tinggal diam, seperti yang dijelaskan di dalam firman Allah SWT dalam QS. Ar Ra'd [13]:11 yang berbunyi

‏ﺇِﻥَّ ﺍ ﻟﻠَّﻪَ ﻟَﺎ ﻳُﻐَﻴِّﺮُ ﻣَﺎ ﺑِﻘَﻮْﻡٍ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻐَﻴِّﺮُﻭﺍ ﻣَﺎ ﺑِﺄَﻧْﻔُﺴِﻬِﻢْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka ” ( QS.Ar Ra'd [13]: 11 ).

Semangat mereka yang membara untuk selalu turun kejalan demi kehidupan mereka sendiri setiap harinya. Semangat itulah yang ditanamkan kepada mereka sejak kecil, sehingga mereka tidak hidup bergantung pada orang lain. Walaupun mereka lebih sering menghabiskan waktu mereka di jalanan untuk mencari uang, tapi mereka tidak pernah mengeluh akan semua itu.

Sedangkan kita yang sehari-harinya hanya bisa meminta dan meminta saja pada orang tua kita, kita tidak malu pada mereka bahkan kita dengan angkuhnya mengangkat kepala kita dan mengatakan “Dasar anak-anak jalanan, sampah negara. Bagaimana negara kita mau maju kalau anak kecil saja sudah turun kejalan untuk meminta-minta dan sebagainya. Apa mereka tidak mikir sebagai orang tuanya.” Padahal seharusnya kitalah yang mendapatkan tamparan itu, bukan mereka.

Karena semangat itulah membuat para mahasiswa-mahasiswa dari berbagai universitas-universitas ikut turun kejalan demi mereka. Karena para mahasiswa itu tidak tega melihat perjuangan mereka selama ini yang hanya dianggap sebagai sampah negara. Yang sebenarnya mereka itu adalah permata negara ini. Hanya saja tidak ada yang mau melihat perjuangan-perjuangan mereka sejak dulu hingga kini.

Akhirnya para mahasiswa itu memutuskan untuk mengabadikan diri mereka untuk mereka semua. Dengan cara mengadakan bimbingan atau yang sering di sebut sebagai sekolah gratis setiap hari Kamis di desa itu. Mereka mulai dari kalangan anak-anak hingga orang tua sangat antusias dengan program itu. Mereka sangat senang dan bahagia sekali.

Walaupun pada awalnya para mahasiswa itu sangat sulit untuk masuk di desa itu, tapi akhirnya mereka bisa masuk dan mengadakan program tersebut. Kini mereka sudah mulai bisa membaca dan tidak menghabiskan waktu mereka di jalanan saja, terutama pada anak-anak.

Untuk itu marilah kita ubah cara pandang kita terhadap mereka. Mereka butuh kita semua, jangan biarkan mereka berjuang sendiri. Kita harus selalu ada untuk mereka. Karena mereka diciptakan untuk kita. Tanpa mereka kita tidak akan bisa menjadi seperti saat ini. Untuk itu janganlah lagi kita anggap mereka sebagai sampah negara, melainkan sebagai saudara kita sendiri.

HIDUP MAHASISWA
SALAM PERGERAKAN
SALAM ADVOKASI