Minggu, 29 April 2018

Macam-macam kreasi bunga menggunakan barang bekas

Macam-macam kreasi bunga menggunakan barang bekas


   Barang bekas / sering kita sebut dengan sampah. Kalau kita amati di sekeliling kita itu banyak sampah berserakan dimana-mana. Sehingga merusak kelestarian alam kita. Sepanjang mata kita melihat dimana-mana banyak sampah yang berserakan. Nah, untuk itu kita sebagai generasi muda seharusnya menjaga kelestarian alam kita agar menjadi sehat kembali. Kita dapat menjaganya dengan cara membuang sampah pada tempatnya ataupun mengolah sampah tersebut menjadi barang berguna.

        Disini saya akan menjelaskan bagaimana cara membuat bunga menggunakan berbagai macam barang bekas.

1. Kantong Plastik
     Alat dan bahan :
Kantong plastik
Kertas krep
Kardus
Benang jahit
Gunting
Kawat


     Langkah kerja :
Buatlah sketsa / bentuk kelopak bunga dan daun yang akan dibuat di atas kardus.
Potonglah kardus tersebut.
Kemudian potonglah beberapa kantong plastik sesuai dengan sketsa yang sudah di buat tadi.
Rangkailah itu di kawat menggunakan benang jahit sebagai perekatnya (dengan cara melilitkannya).
Lilitilah kawat dengan kertas krep dan pada jarak yang tidak terlalu dekat diberi daun-daunan.

2. Botol Aqua Gelas
     Alat dan bahan :
Botol aqua gelas
Kertas krep
Kertas krep
Lem tembak

     Langkah kerja :
Potonglah beberapa botol aqua dengan bentuk menyerupai kelompok bunga (sesuai selera).
Potonglah beberapa kertas manila menjadi seperti daun (sesuai selera).
Rangkailah potongan-potongan botol aqua dengan menggunakan lem tembak (langsung pada ujung kawatnya).
Lilitilah kawat dengan kertas krep, pada jarak yang tidak terlalu dekat diberi daun-daunan dari kertas krep tadi.

3. Sedotan
     Alat dan bahan :
Sedotan
Putik (boleh ada boleh tidak)
Gunting
Kawat
Lem tembak

     Langkah kerja :
Potonglah beberapa sedotan menjadi kecil-kecil (warna bebas)
Bentuklah potongan-potongan tersebut sesuai selera.
Rangkailah potongan-potongan tersebut di kawat (agar rangkaian yang sudah disusun tidak mudah lepas berilah putik dibagian atas dan bawahnya).
Potonglah sedotan menjadi 3 bagian (warna hijau).
Potonglah menjadi berbentuk persegi panjang.
Kemudian potonglah menjadi menyerupai daun.
Pasanglah di kawat menggunakan lem tembak.



Baca juga postingan lain yang seperti ini :

Kamis, 26 April 2018

Macam-macam kaligrafi

Macam-macam kaligrafi
 Kebanyakan orang menganggap menulis arab dengan indah / yang sering kita sebut kaligrafi itu sulit dan membutuhkan waktu yang lama untuk membuatnya. Sehingga banyak orang yang kesulitan dalam membuatnya. Apalagi dalam menuliskannya kita tidak boleh asal-asalan. Karena kalau kita salah menulis itu dapat menimbulkan kesalahan dalam maknanya. Sehingga dalam menulisnya dibutuhkan tingkat pengetahuan dan ketelitian yang cukup tinggi.
    Ditambah anak-anak jaman now lebih suka yang berbau K-Pop / kebarat-baratan. Bahkan mereka tidak hanya menyukainya saja. Akan tetapi mereka juga mempelajari gaya bahasa, gaya tulisannya, bahkan mereka juga meniru gaya hidupnya. Untuk itu saya akan mencoba memperbaiki generasi penerus dengan mengenalkan macam-macam kaligrafi yang tidak kalah indah dan cantik.

Macam-macam kaligrafi :
1. Khat Naski
Khat Naski adalah jenis tulisan arab yang biasanya digunakan dalam penulisan Al Qur’an. Khat ini berasal dari Syiria. Khat ini ditulis dengan kemiringan pena 700. Khat Naski paling sering dipakai orang-orang Islam, baik untuk menulis naskah keagamaan maupun tulisan sehari-hari. Gaya Naski termasuk gaya penulisan kaligrafi tertua. Sejak kaidah penulisannya dirumuskan secara sistematis oleh Ibnu Muqlah pada abad ke-10, gaya kaligrafi ini sangat populer digunakan untuk menulis mushaf Alquran sampai sekarang. Karakter hurufnya sederhana, nyaris tanpa hiasan tambahan, sehingga mudah ditulis dan dibaca.
2. Khat Tsulust
Khat Tsulust adalah jenis tulisan arab yang sering digunakan untuk sampul kitab, menghias dinding gedung, dan jenis-jenis dekorasi. Khat ini berasal dari Mesir. Khat ini ditulis dengan kemiringan pena 700. Penulisannya terkadang sampai bertingkat 2, 3 maupun 4. Menggunakan zuhrafiyah (hiasan kaligrafi). Bentuk tulisan tumpang tindih dengan ketinggian huruf Alif mencapai 7 titik balok.
3. Khat Farisi

Khat Farisi adalah salah satu jenis huruf kaligrafi yang sering digunakan untuk lomba. Seperti tampak dari namanya, kaligrafi gaya Farisi dikembangkan oleh orang Persia dan menjadi huruf resmi bangsa ini sejak masa Dinasti Safawi sampai sekarang. Kaligrafi Farisi sangat mengutamakan unsur garis, ditulis tanpa harakat, dan kepiawaian penulisnya ditentukan oleh kelincahannya mempermainkan tebal-tipis huruf dalam 'takaran' yang tepat. Gaya ini banyak digunakan sebagai dekorasi eksterior masjid di Iran, yang biasanya dipadu dengan warna-warni Arabes. Khat ini berasal dari Iran. Khat ini ditulis dengan kemiringan pena 800.
4. Khat Ri'ah
Khat Ri’ah merupakan hasil pengembangan kaligrafi gaya Naski dan Tsulust. Sebagaimana dengan tulisan gaya Naski yang dipakai dalam tulisan sehari-hari. Ri’ah dikembangkan oleh kaligrafer Daulah Utsmaniyah, lazim pula digunakan untuk tulisan tangan biasa atau untuk kepentingan praktis lainnya. Karakter hurufnya sangat sederhana, tanpa harakat, sehingga memungkinkan untuk ditulis cepat. ini berasal dari India. Khat ini ditulis dengan kemiringan pena 450.
5. Khat Diwani
Khat Diwani  ini dikembangkan oleh kaligrafer Ibrahim Munif. Kemudian, disempurnakan oleh Syaikh Hamdullah dan kaligrafer Daulah Usmani di Turki akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16. Gaya ini digunakan untuk menulis kepala surat resmi kerajaan. Karakter gaya ini bulat dan tidak berharakat. Keindahan tulisannya bergantung pada permainan garisnya yang kadang-kadang pada huruf tertentu meninggi atau menurun, jauh melebihi patokan garis horizontalnya. Model kaligrafi Diwani banyak digunakan untuk ornamen arsitektur dan sampul buku. Khat ini berasal dari Turki. Khat ini ditulis dengan kemiringan pena 1100.
6. Khat Diwani Jalli
Khat Diwani Jalli ini merupakan pengembangan gaya Diwani. Gaya penulisan kaligrafi ini diperkenalkan oleh Hafiz Usman, seorang kaligrafer terkemuka Daulah Usmani di Turki. Anatomi huruf Diwani Jali pada dasarnya mirip Diwani, namun jauh lebih ornamental, padat, dan terkadang bertumpuk-tumpuk. Berbeda dengan Diwani yang tidak berharakat, Diwani Jali sebaliknya sangat melimpah. Harakat yang melimpah ini lebih ditujukan untuk keperluan dekoratif dan tidak seluruhnya berfungsi sebagai tanda baca. Karenanya, gaya ini sulit dibaca secara selintas. Biasanya, model ini digunakan untuk aplikasi yang tidak fungsional, seperti dekorasi interior masjid atau benda hias. Khat ini berasal dari Afganistan. Khat ini ditulis dengan kemiringan pena 90 - 1100.



Lihat juga Postingan sebelumnya : Membuat Pena Bambu

Minggu, 15 April 2018

Membuat pena bambu

Membuat pena bambu
Dalam membuat kaligrafi kita juga dapat membuatnya menggunakan pena bambu. Bahkan dengan menggunakan pena bambu kita akan lebih mudah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Karena pada saat kita membuat tebal tipis pada huruf-huruf yang kita buat, kita akan menghasilkan hasil yang maksimal dan dengan kemiringan yang sesuai. Bahkan dengan menggunakan pena bambu kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang banyak, karena kita bisa membuatnya sendiri dan bahan yang digunakan juga mudah diperoleh.

Alat dan bahan :
  • Bambu
  • Kater
  • Ampelas
Cara membuat :
  1. Potong bambu ± 20 cm dengan diameter 1,5 – 1,8 cm
  2. Raut pada bagian ujung dengan posisi miring dan panjang mata pena 2,5 mm
  3. Belah bagian mata pena pas di tengah dan diperhalus dengan ampelas (no. 400)
  4. Di uji cobakan dengan tinta diatas kertas buku gambar
  5. Lebih sempurna lagi ujung dalam disisipi dengan kertas / tisu sebagai penyimpan tinta.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal lagi. Alangkah baiknya kalau kita membuatnya menggunakan bambu kuning. Dan pada bagian bambu yang sudah kita potong miring tadi kita haluskan sampai pada kertas tidak menghasilkan goresan-goresan kasar / merusak kertas yang kita gunakan.